Ke-Anehan Orang Zaman Sekarang Terkait Berkembangnya Kemajuan Teknologi dan Sosial Media
December 11, 2013
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Pada senin sore --saat gue sedang menepi untuk memakai jas ujan di deket tampur-- nyokap gue nelpon. Namun, gue ngga begitu denger karena waktu itu ujan deres banget, jadinya berisik, dan pas gue baru mau angkat telponnya --eh udah keburu putus.
Akhirnya, gue telpon nyokap balik.
"Halo, Assalamu'alaikum. Kenapa, ma?" Ucap gue setelah telpon diangkat.
"Ada kecelakaan kereta di Bintaro. Kamu ngga apa-apa?"
"Hah?" Gue bingung. Masalahnya, sekarang ini gue berada jauh /banget/ dari tempat yang bernama Bintaro itu. "Apaan mah?" Tanya gue lagi.
"Yaudah, gapapa."
Kemudian telpon diputus.
Lalu -kurang lebih satu jam kemudian- gue tiba dirumah. Gue buru-buru lepas jas ujan karena gue udah kebelet pengin pipis. Abis pipis, gue langsung nyamperin nyokap yang lagi masak di dapur.
"Tadi kenapa nelpon aku, ma?" Tanya gue.
"Temen mama nge-whatsapp. Katanya ada kecelakaan kereta tabrakan sama truk bensin di Bintaro."
"Lah? Kan aku ngga lewat situ."
"Pagi-pagi 'kan kamu lewat jalur kereta."
"Iya, tapi 'kan jalur kereta yang kata Joglo mau ke GBK. Jauh kali."
"Takutnya e."
"Lagi kalo pagi, kok nelponnya baru tadi?"
"Mama baru dapet whatsappnya tadi."
"Lah...."
Gue sangat mengerti kalau nyokap mengkhawatirkan gue. Tapi itu telat banget.
Kemudian percakapan berakhir dengan gue yang mulai menyalakan Tv ruang tengah. Dan bener aja, di Tv lagi rame-rame nya ngebahas kejadian yang dimaksud nyokap. Dan bahkan setelah gue cek BBm gue, ada beberapa temen gue yang nge-broadcast kejadian itu.
Gue fokus nonton. Pengin tau kaya apa kejadiannya. Ternyata parah juga, sampe banyak banget korbannya. Gue bisa liat banyak banget orang yang dateng dan ngeliat-liat tempat kejadian, trus gue bisa denger lagunya siapa itu Ebit apa Iwan yang mengalun menjadi soundtrack.
"Oh, ini, ya, maksudnya.." Ucap gue.
Lalu karena bosen, gue memutuskan untuk memindahkan ke channel lain. Tapi pindah ke channel mana juga, semuanya lagi ngomongin kejadian itu. Namun tanpa sengaja gue menemukan sebuah liputan video amatir tentang kecelakaan itu.
Gue tertegun.
'Ini orang, bukannya nolongin malah ngerekam.' Batin gue.
Si perekam video itu jalan, ngerekamin orang yang teriak-teriak "Woy tolongin!." "Eh, masih ada orang disini!" , dsb, dsb. Si perekam masih asyik mengarahkan videonya, bahkan dia juga ngesorot orang-orang yang lagi nolongin korban yang selamat. Karena kesel, gue nyeletuk. "Ini orang enak banget ngerekamin. Bukannya nolongin, gitu." Dan dijawab dengan anggukan oleh nyokap.
"Jaman sekarang, mah, ada orang kecelakaan bukannya di tolongin malah di foto, di rekam."
"Iya, terus di upload ke instagram." Sambung gue.
Gue bisa ngebayangin kalau ada kejadian kapal tenggelam, misalnya. Ada orang yang lagi ngapung-ngapung kesusahan di laut sambil meronta minta tolong --dan ngga ada yang nolong. Melainkan orang-orang yang ada di skoci (gue ngga tau tulisannya gimana) malah fotoin doi, kemudian nge-twitt-pict "Duh, ada yang tenggelam, nih, kasian banget ya :(". Kemudian sehabis ngetwitt, orang yang minta tolong tadi langsung mati tenggelam. Dan orang-orang langsung ngambil foto doi dan ngetwitt lagi, mengabarkan kalau doi udah mati.
Itu bego banget, dan gue ngga tau pernah kejadian apa engga hal macem gitu.
Namun untungnya masih ada beberapa orang yang peduli dan ngebantuin korban-korban kecelakaan itu. Gue ngga tau gimana jadinya mereka kalau semua orang yang ada disana bersikap seperti si perekam tadi. Keburu mati bedarah-darah kali korban-korbannya. Astaghfirullah, dasar orang jaman sekarang.
Bisa jadi di beberapa tahun kedepan --melihat perkembangan teknologi dan sosial media yang semakin maju-- semua orang bakal bersikap seperti ilustrasi gue tadi. Yang gue heran, kenapa di jaman yang teknologinya makin canggih, justru orang-orangnya malah makin begitu. Ya, sudahlah, ini cuma pemikiran aneh gue aja, kok.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.