Assalamu'alaikum Wrb Wb.
Tidak terasa bulan ramadhan tinggal semingguan lagi, pada bulan ramadhan taun ini gue mencoba mengurangi ghibah, tapi apa daya semua sia-sia karena teman-teman yang gue miliki adalah keturunan ahli surga yang jatuh ke bumi seperti meteor hingga menembus perut bumi, masuk ke ujung neraka dan sering santuy sambil minum jus jeruk bersama setan. Jadilah gue tetap memupuk dosa perghibahan bersama mereka, dan tidak berubah menjadi wanita sholeh yang kalau kentut ditahan hingga berubah menjadi sendawa. Padahal gue sudah berhijab, namun hijab tidak menjamin seseorang bisa terlihat slay dan anggunly. Sedih.
Intinya, gue ingin menceritakan tentang dosa yang gue perbuat semenjak gue masuk ke kantor baru ini.
Iya, gue memang selalu berganti kantor kaya hampir setiap tahun. Alasan utamanya adalah PHK dari kantornya, namun kadang karena gue memang merasa tidak cocok sama kantornya. Dan di kantor yang sekrang, gue baru lima bulan menjalani kehidupan kantor, tapi rasanya seperti mau resign tiap hari. Engga juga, sih. Gue cinta kantor gue yang sekarang, karena orang-orangnya baik banget. Gue juga suka gajinya wkwk. Cuma jam kerjanya aja yang membuat gue harus masuk malam tiap hari seperti satpam, dan jadwal yang tidak ada rolling, sehingga gue jadi susah kalau mau main bersama teman, dan cowo gue, karena mereka liburnya weekend, sedangkan gue libur weekdays.
Kembali ke topik utama! Ceritanya, beberapa teman kantor ini kebanyakan umurnya dibawah gue, tapi knowledge nya di atas gue. Ngga paham apakah karena gue yang memang kuper, atau memang mereka yang terlalu liar. Apapun itu, gue tidak membeda-bedakan. Mau mereka punya pergaulan seperti apapun, gue tidak peduli, selagi hal tersebut tidak mengusik hidup gue.
Nah, jadi, di kantor baru gue, gue membranding diri gue untuk tidak jaim... tidak seperti di kantor-kantor gue yang lama, gue masih agak jaim. Gue tidak berani untuk bercanda yang berlebihan kepada teman-teman kantor gue, karena rata-rata seumuran dan gue takut mereka sensitif atas bercandaan gue yang terlalu nyablak. Alhasil, gue suka menahan diri untuk tidak 'ngatain' dan image gue di kantor lama adalah 'anak baik'. Sedangkan di kantor baru ini, gue ngga ada nahan diri samsek dan image gue sepertinya rusak banget. Parah. Salah banget gue memberitahukan sifat asli gue di sini.
Pernah pada suatu waktu, gue menebarkan fitnah bahwa salah satu teman gue 'sedang lamaran', dan teman-teman gue percaya. Gue ketawa aja dalam hati, kaya, mikir aja gitu, kok bisa pada percaya kalau teman kantor gue itu lamaran? padahal dia ga ada omongan lamaran dan waktu itu memang lagi libur aja, makanya ngga masuk kantor. Habis itu, gue diomelin sama orangnya karena udah nebar fitnah wkwk.
Pernah juga gue memfitnah orang lain dan mengatakan kalau dia dan gue suka open BO, dan mereka percaya. Gue makin seneng aja karena omongan gue selalu dipercaya. Heran banget gue juga. Gue bingung, kok bisa omongan kaya gitu dipercaya dengan mudahnya?
Dan masih banyak lagi fitnah yang gue sebarkan dan dipercaya. Pun pada akhirnya, gue selalu klarifikasi bahwa itu hanya bercanda, dan ngga usah diseriusin kalau gue ngomong, karena most of the time, omongan gue hanya guyon aja. Meski memang guyon gue terlalu nyablak gitu wkwk
Lalu, karena gue penasaran akan perisitiwa 'fitnah gue yang selalu dipercaya', gue bertanya kepada beberapa orang korban yang percaya pada fitnah gue. Dan mereka bilang bahwa; "muka lo inosen ka, jadi gue percaya aja", dan "aku tuh kalo sama kakak, ga bisa bedain mana yang bercanda, mana yang engga", dan "kakak kalau ngomong meyakinkan banget loh, aku selalu percaya", dan "aku ga tau na, kalau kamu bercanda". Begitu.
Atas pendapat mereka itu, gue jadi berpikir bahwa sepertinya gue bisa menjadi pencectus sebuah kultus sesat, karena gue bisa menebar fitnah dan akan dipercaya wkwkwk. Tapi, tentunya itu hanya candaan yah bunda, gue sudah banyak memupuk dosa yang sekarang sudah tumbuh jadi pohon dan berbuah. Udah cape banget gue menebar fitnah dan ghibahan. Gue ingin bertaubat. Namun, gue masih mencari cara, bagaimana untuk mengendalikan mulut dan pikiran ini agar tidak merespon atas sesuatu hal yang bisa jadi guyonan fitnah seperti yang biasa gue lakukan. Sulit.
Gue pengen juga menjadi wanita berhijab yang sopan dan santun. Meskipun alhamdulillahnya, gue udah jarang banget ngomong kasar, namun tetap saja mulut gue suka sekali retort back to other people gitu, dan gue kadang merasa bersalah. Terlebih, kepada orang-orang yang suka gue katain. I'm trully sorry. I meant it...
Either way, gitu aja lah cerita gue hari ini. Bingung mau nulis apa wkwk.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.