Assalamu'alaikum Wr. Wb
Dikarenakan keseharian gue yang mulai menggabut, akhirnya gue memutuskan untuk kembali menulis. Sungguh sebuah pencapaian jika dilihat tahun ini gue sudah menulis satu postingan (plus postingan ini, jadi dua wkwk), yang mana gue pernah absen menulis selama beberapa tahun. Huft. Memang sulit sekali menjadi manusia yang sok sibuk. Namun, pada tulisan kali ini, gue ingin sedikit menjadi manusia yang sentimentil. Meskipun memang kesehariannya gue suka bercanda dengan jokes yang agak ngegas, kali ini pun sama aja, cuma bahasannya aja yang agak berat.
Pembahasan kali ini adalah curhan hati serta keluh kesah yang gue alami selama menjalani kehidupan di 28 tahun gue hidup di dunia.
Anjay.
Jadi, sebelumnya gue ingin bercerita tentang seorang teman--yang sebut saja bernama Bunga. Bunga adalah salah satu teman dekat gue ketika masih di bangku sekolah. Ya kan gue sekolah dari TK, SD, SMP, SMA dan kuliah. Lu tebak aja itu temen gue yang dimana wkwk. Intinya, gue dan bunga adalah teman yang dekat. Bisa dibilang, kemana-mana selalu bersama dia. Deket banget kek kembar siam. Meskipun memang gue bagian yang cacatnya karena gue seperti kelebihan lemak bergelambir di beberapa bagian tubuh gue. Gue juga sampai tau kisah cinta dia dari A-Z, kisah keluarga dia, kisah kucing-kucing peliharannya dia. Pokoknya, gue sedekat itu, sampai bisa aja gue maling rumah dia buat nyolong surat tanah rumah dia. Canda surat tanah.
Tapi itu dulu.
Dalam beberapa tahun belakangan, gue sudah tidak berhubungan lagi dengan Bunga. Meski gue masih menyimpan nomornya, kita cuma jadi penonton status whatsapp tanpa bertegur sapa. Jika bertegur sapa pun, cuma satu atau dua bubble chat, dan setelah itu percakapan berakhir.
Biasanya, hampir setiap hari gue berbincang dengan Bunga melalui chat--atau sosial media, tapi kini, isi chat gue dengan Bunga sangat minim. Bahkan tanggal terakhir chatnya aja sudah dari awal bulan pada tahun ini.
Biasanya (lagi), setiap tahun ketika salah satu dari kami berulangtahun, kami akan mengirimkan ucapan yang nyeleneh--entah di whatsapp atau di sosial media. Kalau gue, biasanya akan edit foto dia jadi alay banget, trus gue memberikan ucapan yang doa-doanya buat gue. Gimana, ya, kan gue juga mau didoain :(. Kalau dia, biasanya menggali foto-foto aib gue--yang gatau bisa ketemu dimana buset memang kekuatan cewek-cewek FBI KW--untuk kemudian dia posting dengan caption yang bikin gue menyesal sudah kenal dengan dia. Gitu, sih.
Memang terkadang gue juga merasa kenapa gue bisa berteman dengan makhluk seperti itu, ya. Heran gue juga. Masih menjadi misteri kenapa kita dipertemukan.
Tapi sekarang gue benar-benar seperti tidak kenal dengan Bunga. Gue tidak tau apa yang terjadi pada diri kita masing-masing dalam beberapa taun belakangan ini. Yang jelas, baik dia maupun gue sudah memiliki kehidupan sendiri-sendiri. Bunga sudah hidup di dunia miliknya yang tidak bisa gue masuki, begitupula gue yang sudah memiliki dunia gue sendiri yang sepertinya dia enggan untuk masuki juga. Sedih. Sedih banget. Gue jadi berpikir, apa seharusnya gue tidak mengenal Bunga kalau jadinya kita seperti orang asing begini... yang sudah ga pernah chat, kalau chat atau mencoba untuk berkomunikasi pun rasanya sudah hambar, sudah kaku, sudah tidak bisa melontarkan candaan seperti yang kita lakukan waktu masih bersekolah dulu. Hiks.
Gue, sih, curiga nya karena gue adalah anak cupu, jadinya memang si Bunga rada sulit untuk mengimbangi obrolan gue. Tapi kita used to be close. Apakah dalam rentang waktu beberapa tahun ini malah membuat diri gue menjadi lebih cupu? Nggak tau. Nggak paham. Cuma, ya, gue sedih aja.
Namun dari yang gue liat pada postingannya baik di whatsapp ataupun sosial media lain, Bunga memang sudah hidup di dunia yang beda banget. Mungkin, dia akan otw menyaingi siska kol. Sedangkan gue, masih mencari nafkah dengan nyetopin mobil om om di prapatan buat nyari sugar dedi. Canda sugar dedi. Bisa gawat kalau ketauan cowo gue, nanti gue di smekdon.
Eh ternyata cowo gue juga ikutan nyari sugar dedi ya anjay. Kalah saing dong gue.
Btw di umur segini sepertinya gue pantesnya jadi sugar momi deh, ya. Tapi gimana dong mental misqueen inginnya dinafkahi aja #BukanKode
Oke, serius gaes.
Sebenarnya, gue juga bukan tipe orang yang bisa menjaga pertemanan. Mungkin itu salah satu alasan kenapa gue dan Bunga berpisah seperti pasangan yang tidak kuat LDR. Meski begitu, sebelum gue 'putus hubungan' dengan bunga, gue memang sudah seperti itu. Bedanya, gue sedih kalau sudah tidak berhubungan dengan Bunga. Karena Bunga ini dulunya dekat dengan gue. Bener-bener sedeket itu, sampai orang-orang selalu bilang kalau ada gue ya ada Bunga dan sebaliknya. Hal yang menjadi batasan kami adalah, dia seorang K-Popers dan gue seorang wibu.
Intinya kalau berpisah dengan Bunga, gue merasa sedih, tapi kalau orang lain... ya... gapapa sih, karena mereka juga tidak menanamkan memori yang berarti dalam hidup gue juga.
Mon maap hanya bercanda.
Salah satu teman gue pernah bilang bahwa gue memang orangnya tidak bisa menjaga pertemanan. Hal tersebut gue akui sebagai hal yang buruk. Memang sifat gue yang terlalu cuek ini berdampak kepada lingkup pertemanan gue yang tidak begitu banyak. Gue juga ga paham kenapa masih ada beberapa orang tidak beruntung yang masih bersedia untuk menjadi teman gue, karena menurut gue, berteman atau menjalin hubungan dengan gue adalah suatu hal yang merepotkan karena gue pasif. Tapi, ya, gue sedang berusaha untuk merubah hal tersebut. Meskipun sepertinya butuh waktu yang lama. Usaha dulu aja yah bund wkwk.
Loh ternyata tulisannya pendek yah anjay, gue pikir akan menjadi panjang karena ini adalah keresahan yang gue alami sejak beberapa tahun kebelakang. Intinya, gue sebenarnya sedih kehilangan teman, namun bukan berarti gue akan menghapus nomor dan kontak Bunga. Semoga tidak ada Bunga-Bunga yang lain, karena gue merasa sedih dengan satu Bunga.
Sebenarnya, gue juga merasa bahwa orang yang dulu dekat dengan gue juga satu per satu mulai sibuk dengan kehidupannya sendiri. Gue tidak menyalahkan hal tersebut, karena gue juga merasa gue mulai sok sibuk dengan kehidupan gue sendiri. Tapi, gimana, ya... beda aja rasanya kalau dari dulu sudah sama orang tersebut, lalu perlahan mulai tidak ada komunikasi lagi. Gitu, deh pokonya.
Mungkin, gue akan undang bunga ke nikahan gue. Itu pun kalau dia mau dateng. Gue sangat berharap diundang ke nikahan dia sih, kalau dia nikah. Gue membayangkan aja gimana acara nikahannya orang yang otw menjadi siska kol. Sebagai sobat misqueen, tentunya akan sangat menguntungkan untuk memberi nafkah buntalan lemak yang bersemayam di perut gue sejak gue lahir ini.
Udah deh, gitu aja. Gapaham lagi gue mau nulis apa, nanti malah jadi curhat gajelas wkwk.
Terimakasih.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb