Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Tokoh utama pada cerita kali ini adalah seorang kucing betina berwarna putih--dengan sedikit bercak oranye pada kepala dan bagian belakang tubuhnya, serta mempunyai ekor yang pendek banget, yang mana kalau dia menggerakkan ekor tersebut, malah membuatnya keliatah lucu karena jadi mirip seperti pembersih kaca yang menempel di mobil.
Namanya Ani.
Iya, memang lucu namanya, karena pasti banyak yang akan bertanya "Romanya mana?|
Tapi ini bukan tentang Roma dan Ani, yah, bund. Ini tentang kucing gue yang bernama Ani.
Jadi, Ani adalah anak kucing yang lahir dari kucing betina gue yang bernama Cebul. Sebelum gue menjelaskan tentang silsilah keluarga Ani, gue akan klarifikasi bahwa keluarga gue memang tidak pandai dalam memilih nama untuk kucing, yang menyebabkan kucing-kucing yang ada di kediaman rumah orangtua gue memiliki nama yang agak kocak. Namun, seenggaknya nama mereka lebih downgrade dari nama bokap-nyokap gue yang masih masuk generasi boomer itu, yah, bund. Karena, gue kenal seseorang yang menamakan kucingnya "Henry the Third". Kata gue mah, yah, tuh kucing mau gantiin raja Inggris apa gimana? wkwkwk
Anyway, pada awalnya, si Ani ini tiga bersaudara--yang mana cuma dia doang yang bertahan hidup di tengah wabah yang menyerang bocil kucing pada umumnya. Iya, gue memang tidak membawa kucing ke vet karena keluarga gue tidak se royal itu untuk kucing. Tapi pada akhirnya, Ani hidup dengan sehat hingga sekarang.
Ani kemudian tumbuh menjadi kucing yang agak aneh. Satu hal yang membuat gue berpikir bahwa sepertinya ini kucing reinkarnasi dari manusia adalah gaya nongkinya dia yang mirip seperti manusia. Maksud gue, coba lu liat cara kucing ini bersantuy.
Foto itu diambil saat Ani masih berusia beberapa bulan. Dan masih tidak berubah sampai sekarang.
Selain itu, Ani suka banget digebuk pake sapu lidi. Bukan digebuk yang cuma diusap pakai sapu lidi, tapi beneran digebuk. Hal yang aneh adalah, setiap ada yang menggunakan sapu--sampai kedengeran bunyi sapunya, Ani akan langsung berlari dengen kecepatan cahaya untuk nyamperin sapu tersebut. Gatau, bund. Ini kucing atau lonte masokis. Gue juga heran. Ani terlihat sangat bahagia digebukin pake sapu. Bahkan bakat tersebut sudah ditunjukkan sejak lahir.
Ketika dewasa, Ani tumbuh menjadi kucing indoor yang doyannya cuma di rumah aja. Sesekali Ani keluar rumah cuma buat jalan-jalan. Gapaham ke mana, yang jelas, Ani tidak pernah main terlalu jauh. Terakhir, Ani terlihat berjalan sampai empat rumah dari rumah gue, yang mana itu tidak jauh-jauh amat. Ani sepertinya menurunkan bakat mager keluar rumah seperti gue wkwk.
Hal tersebut membuat potential partner in coitusnya Ani menjadi berkurang. Maksud gue, kucing-kucing jantan yang ada di daerah rumah gue (sekitaran empat rumah di daerah itu) adalah kucing oren, dan meskipun ada kucing bagus, itu pun warnanya oren. Pada awalnya, sih, yah, gue mah tidak masalah dengan apapun warna kucing yang akan dilahirkan Ani, karena si Cebul (emaknya) juga rata-rata melahirkan anak kucing berwarna oren (ada yang hitam tapi rasio nya 1:4), namun lama-lama bosen juga gue melihat kucing oyen di rumah gue.
Yang terpenting adalah, dalam memilih pasangan untuk bercocok tanam, Ani nggak sembarangan. Dia pasti milih kucing yang keliatannya bagus walaupun warnanya masih oren. Dan dalam dua kali dia kawin, selalu satu kucing yang sama yang gue lihat kawin sama dia. Padahal, Ani adalah kucing yang menurut gue jutek banget mukanya tapi penurut. Dan, ada sekitar dua kucing yang memperebutkan dia walaupun warnanya masih oren (2), namun, yang dipilih adalah kucing oren dengan bulu panjang tebal, seperti iklan sampo kucing.
Gue rasa Ani mau cari pasangan yang sama seperti dia yang setiap beberapa menit sekali jilat-jilat badan buat mandi. Kucing yang kalau habis diusap sama siapapun pasti langsung membersihkan diri dari najis (baca: tangan manusia) ini pasti maunya juga sama kucing yang kinclong dan ganteng. Bener-bener definisi dari kucing yang ngeliat fisik. Masalahnya adalah: kenapa harus warna oren?
Tapi yaudah kan, yah, gapapa. Yang penting mereka berdua kawin dan punya bocil-bocil yang lucu penghilang stress. Namun ketika kucing gue mencapai jumlah 12 biji, entah kenapa ada wabah yang membuat kucing-kucing gue semuanya mati. Hal tersebut menyisakan Ani, Cebul, dan dua anaknya Cebul yang bernama Fahri dan Esmeralda--yang kemudian bokap gue membuang Cebul dan kedua anaknya tersebut ke sebuah pasar yang agak jauh dari rumah.
Mungkin lu bingung kenapa ada Fahri dan Esmeralda sebagai nama untuk bocil-bocil gue. Alasannya adalah; gue ingin punya nama kucing yang upgrade sesekali. Tapi, bund, emak gue bilang kalau nama itu terlalu berat buat mereka, sehingga Fahri dan Esmeralda menjadi kucing yang diputuskan untuk dibuang bersama dengan emaknya, si Cebul. Diskriminasi nama banget emang. Sungguh melanggar Hak Asasi Kucing.
By the way, akhirnya kucing gue tinggal Ani. Long story short, Ani masih kawin dengan kucing oren dan melahirkan empat anak--yang ujung-ujungnya hanya menyisakan satu anak laki-laki bernama Brokoli (panggilannya: Bro).
Balik lagi ke Ani. Ani adalah kucing yang mukanya jutek tapi hatinya Hello Kitty. Walaupun, dia sombong banget kalau masalah makanan, dan nggak mau makan kalau nggak ditemenin. Mungkin kebiasaan melihat keluarga gue yang kalau makan selalu bareng-bareng di meja makan? Nggak paham deh, gue.
Ani juga suka banget gosip wirip sama gue wks. Jadi, 'kan emak gue suka gosip, atau kadang gue yang cerita apa aja gitu ke emak gue. Dan si Ani selalu nyamperin. Nggak bersuara, nggak ngapa-ngapain. Cuma duduk aja. Diem. Ngedengerin. Pokoknya, kalau lagi ada yang rame-rame, Ani pasti pengin ikutan ngedengerin. Dia sangat FOMO. Tapi kadang gue kesian juga ngeliat dia cuman ngedengerin aja, jadi kadang gue suruh dia naek ke paha gue buat diusap atau dia tiduran di situ. Atau kadang, emak gue yang melakukan itu. Pokoknya, biar dia ikutan diajakin aja, gitu wkwk.
Selain itu, Ani juga suka banget ikutan tidur di kasur. Untuk ini mungkin kurang baik ya, karena bulurnya rontok banget. Tapi, karena Ani bersih dan nggak suka pup atau pipis sembarangan (biasanya di kebon belakang atau di kamar mandi), jadinya dibolehin. Ya, pokoknya, dia suka ikutan aja tiduran di kasur--yang ada orangnya di kasur itu. Jadi, kalau kasurnya lagi ngga ada orang yang tiduran di situ, dia nggak bakal naek. Dia cuma mau nemenin atau ditemenin aja. Gila memang kucing gue yang baik hati ini--walaupun sombong.
Ani juga gasuka ngerecokin orang yang lagi makan, bund. Kayak, kalau gue--atau siapapun lagi makan, dia nggak bakal ngeong biar dikasih. Dia tau derajat dia sebagai majikan yang bukannya minta makanan, tapi disajikan makanan. Mana mau dia minta makanan punya babu jelata? Maunya disajiin di tempat makan miliknya sendiri. Bahkan, kalau makanan didiemin di atas meja makan, dan Ani sedang ada di meja makan (buat mendengarkan gosip atau nemenin keluarga gue makan), dia nggak bakal nyium-nyium atau jilatin makanan itu. Jadi, naroh makanan yang nggak dijagain saat ada Ani ga akan ada masalah. Dan kalau ada makanan yang berantakan di meja makan atau dicuri... pasti bukan Ani pelakunya. Karena ini kucing sombong yang paham derajatnya sebagai majikan, bund.
Namun, dari sekian banyak hal yang membuat gue suka kepada Ani, ada juga hal yang membuat gue sebel banget kepada Ani. Hal itu adalah; Ani selalu ngikutin gue ke kamar mandi. Iya, bund, cuma gue doang yang diikutin ke kamar mandi. Nggak tau apakah gue mirip tukang cebok apa gimana, tapi, Ani selalu ngikutin gue ke kamar mandi, entah pas gue mau pup, pipis, atau mandi, dia akan ikut. Belakangan, anaknya (si Bro) juga sepertinya diajarin buat ngikutin gue ke kamar mandi.
Hal itu sangat mengganggu. Maksud gue, gue pengen nutup pintunya, tapi kalau gue tutup dan Ani selesai dan pengen keluar, gue akan kesulitan membuka pintu karena jamban gue dan pintu jaraknya cukup jauh. Dan ini kucing pasti akan mengeong buat minta dibukakan pintu. Dan demi majikan gue ini, gue harus mempercepat kegiatan gue untuk membuka pintu kamar mandi untuk Ani.
Ani biasanya masuk ke kamar mandi buat minum, kadang pipis, atau pup. Suka-suka dia aja. Tapi, biasanya, sih, kalau gue lagi pakai jambannya, dia cuman minum aja. Pengertian banget memang terkadang. Tapi, masih nyebelin. Maksud gue, kenapa ke kamar mandinya enggak pas sebelum atau sesudah gue gitu, ya? Herman.
Masalahnya adalah, kalau gue sudah terlanjur masuk kamar mandi, dan si Ani ketinggalan buat masuk, majikan akan mengeong di luar pintu kamar mandi agar gue--si babu--membukakan pintu untuk dia. Padahal, gue lagi pup. Lagi enak banget nongki, tapi gue harus buru-buru udahan demi membukakan pintu buat majikan gue ini.
Pernah suatu saat, gue ingin mandi. Dan karena gue sudah hapal sifat kucing tersayang gue yang satu ini, gue suruh dia buat masuk kamar mandi duluan untuk melakukan apapun yang dia mau.
"Ani, aku mau mandi, kamu ke kamar mandi dulu sana. Nanti kalo udah, ke sini lagi, ya" ucap gue ke Ani.
Dan karena Ani kucing penurut, dia masuk ke kamar mandi, sedangkan gue bersantai di bangku, membiarkan ani melakukan apapun yang dia mau di kamar mandi.
Namun, gue tunggu tiga menitan dan Ani masih belum nyamperin gue lagi. Karena gue khawatir, gue masuk ke kamar mandi. Lu tau Ani lagi ngapain? Lagi ngeliatin lobang saluran aer. Iya, bund, diem aja di duduk sambil ngeliatin lobang saluran aer.
Ngapain.
Akhirnya gue omelin lah majikan gue itu. "Heh, ngapain kamu?? Keluar, deh. Aku mau mandi. Sana!" yang mana akhirnya Ani keluar dan duduk di tempat gue duduk sebelumnya. Nggak jelas banget memng.
Sebenernya gue cuma mau cerita pengalaman gue yang diikutin Ani ke kamar mandi. Tapi, kayaknya sembari menjelaskan bahwa meskipun dia jutek, sombong, dan menyebalkan, Ani adalah kucing menggemaskan yang penurut. Dan kayaknya emang beneran reinkarnasi manusia atau lonte masokis karena dia paham kalau disuruh-suruh dan diomelin dan doyan digebukin sapu. Semoga anaknya juga menjadi kucing yang penurut, iya, bund, mohon doanya.
Sekian curhatan dari gue--yang sudah tidak menulis sejak setahun belakangan.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
0 comments