Assalamualaikum Wr. Wb.

Gue lupa untuk meneruskan sequel(?) dari postingan sebelumnya. Ini disebabkan karena gue terlalu sibuk untuk menggalau tentang hasil UTS grammar dari sesuatu yang mungkin punya peranan besar dalam menentukan nasib gue di dunia perkuliahan.

Asli, itu adalah ungkapan yang hiperbolis-_-

Oke, jadi, gue memutuskan untuk kembali menulis sequel dari kejadian ulang tahun Dina bulet. Semoga ngga ada ojan sketsa yang muncul tiba tiba dan entah darimana mulai menghipnotis gue untuk membuat gue lupa tentang kejadian ini (apasih-_-).

Cerita dimulai darisini--

Keesokan harinya, gue telah berada di rumah Yuka, bersama dengan Tuti, dan Yuka, tentunya. Kita bertiga tengah terdiam di kamar adenya Yuka dan menyaksikan sebuah FTV siang yang ada di S*TV. Kita tengah menunggu kedatangan Dina yang katanya lagi pergi sebentar sama nyokapnya, dan juga menunggu mbok Yum Yumna.

Eh--- ini kecepetan. Oke, akan gue mulai dari awal.

Sesampainya gue dirumah --sehabis dari rumah sakit--, gue langsung nge-charge hp gue karena batre nya udah abis. Pas lagi nyolokin, tiba-tiba gue teringat kalau gue belum bayar buah ke Tuti, yaudah kan gue langsung SMS dia. Kemudian dia bales SMS gue itu lewat Whatssap, dan.... beberapa saat kemudian, percakapan tersebut berubah menjadi sebuah rencana untuk membalaskan dendam ke Dina.

Jadi, rencana akan dilakukan ke-esokan harinya. Kita akan memberikan semacam surprise kue ulang tahun dan setelahnya, kita akan mencari kesempatan untuk menyiramkan ramuan ajaib ke badan Dina. Rencana ini memang kurang begitu terorganisir, karena; Yumna yang gue sms-in untuk meramaikan acara ini tidak kunjung membalas sms gue. Gue mulai berasumsi kalo hapenya dikubur .

Ternyata yang suka ngubur hape bukan cuma gue doang.

Keesokan harinya;

Tuti udah sampe duluan ke rumah Yuka dengan membawa kue, dia tiba-tiba nge-whatssap gue; nyuruh gue buat dateng ke rumah Yuka. Dan..... gue dateng kesana beberapa menit ketika gue selesai mandi. Iya, gue belum mandi (y).

Saat gue sampai dirumah Yuka dan tengah berada di kamar adenya Yuka, gue langsung to the point dan bilang mau bayar buah. Kemudian, entah kenapa Tuti langsung ngeliatin gue dengan tatapan 'BEGO LU'. Pada saat gue menoleh ke belakang, ternyata ada Yuka disana.

Gue merasa sangat bego.

"Sekalian aje entar di depan Dina, lu nanya 'Eh, bayar kuenya berapa?' " tambah Tuti setelah menatap gue.

Gue ketawa garing, sementara Yuka langsung pergi ke kamarnya (gue lupa mau ngapain dia).

Oke, flashback selesai sampai disini---

Oh.... karena gue males nulis panjang panjang, dan gue lagi seneng karena Ending Song ke-7 Inazuma Eleven di tanyangin di Indos*ar, gue jadi pengen mengenang lagu itu dengan cara menyanyikan lagunya (Sayonara, mata ne~), jadi gue akan membuat tulisan ini menjadi singkat --dan membuat part 3nya--. Gue harap cerita ini ngga nya ngga nyampe part 7 uhukkayaharpotuhuk.

Jadi... Yumna dateng lama banget, ada kali jam 5-an baru dateng, dan setelah dia dateng, beberapa saat kemudian si Dina yang ditunggu-tunggu kehadirannya dateng juga. Dan kita pun menghabiskan waktu dengan bergosip dan membajak bbm nya Dina --dan bbm gue--.

Waktu sudah semakin petang ketika jarum pendek menunjuk ke angka 6 dan jarum panjang jam sudah hampir menunjuk ke arah 12. Akhirnya, kita memutuskan untuk perg ke rumah Dina dengan alasan 'pengen beli pop ice bu Ucok'.

Gue dan Yuka agak kebingungan, memikirkan cara untuk membawa kue tanpa ketauan sama si bulet. Akhirnya, kue disimpen dulu, dan kita berangkat menuju TKP. Disini kita naik motor; Yuka dibonceng gue, Tuti dibonceng Yumna, dan Dina sendiri.

Emang dasar anak pinter. Ngga lama setelah kita naik motor dari rumahnya, Yuka bertanya dengan wajah tanpa dosa "Eh kita mau beli pop ice ya? Yah.. Gue lupa bawa duit!". "Yah gimana sih lu, yaudah ayo ambil.." Kata gue sambil muter balik, sementara Dina bulet yang dari tadi ngintilin motor gue dibelakang akhirnya pergi.

"Hebat kan gue, hehe"

Begitulah kata Yuka saat kita sampai dirumahnya untuk mengambil kue.

Akhirnya, kita memutuskan untuk sholat mahrib dulu di rumah Yuka sebelum pada akhirnya kita berangkat kerumah Dina. Gue sangat berharap misi ini akan berhasil. Semoga.

-To be continued-