Selamat Ulang Tahun ( Part 3 )

By Ratna - January 12, 2013

Assalamualaikum Wr. Wb.

Jadi, sekarang, gue berniat untuk merampungkan cerita ini. Karena cerita ini adalah salah satu dedikasi untuk seseorang sahabat gue yang bulet, bernama Dina.

Ehm, langsung aja;

Jadi abis sholat maghrib, gue dan Yuka langsung ke dapur dan membuat ramuan laknat untuk Dina bulet. Ramuan tersebut berisi; kecap, sirup marj*an, dan susu coklat + air. Baunya enak banget demi apapun, manis gitu, dan engga se-laknat ramuan yang dibikin Dina bulet untuk gue dan Yuka. Saat gue bilang 'Baunya manis banget, Yuk', si Yuka menjawab sambil ketawa 'Iyalah, kaya yang buat', gue mengngguk angguk setuju. Karena itu kenyataan. Engga, bukan 'kita', tapi yang manis cuman gue.

Oke, bikin singkat aja; gue dan Yuka akhirnya berkendara dengan menggunakan motor dan langsung menuju ke rumah Dina. Sesampainya disana, kita agak berbisik bisik dengan Tuti yang langsung nyamperin ke depan pager begitu gue dan Yuka mengucap salam dan manggil nama Dina. Iya, yang dipanggil si Dina, kenapa dia yang muncul ya?

Dina bulet --yang ngeliatin dari depan pintu rumahnya-- sepertina curiga dan langsung nyamperin ke depan pager juga. Namun sebelum Dina bulet ke pager, Yuka langsung membawa kue. Agak garing memang, karena ngga ada lilin, tapi yaudah ga papa, yang penting kan niatnya ;D

btw, kayanya gue belum bayar kue.

Kita langsung masuk  ke dalem rumah dina --setelah salim sama nyokapnya, tentu saja--. Kue yang tadi dikasih langsung dimakan --sama dia-- dan kita ada acara suap suapan gitu so sweet banget. Kemudian, gue langsung geratak di lemarinya si Dina dan berujung kepada peminjaman DVD secara gratis hahaha. Gue minjem cukup banyak karena waktu itu gue berpikir untuk menghabiskan waktu liburan gue dengan menonton film (daripada bete-_-).

Oke, jadi, disini gue dan Tuti ngobrol --via whatsapp-- dan merencanakan 'kapan kita bakal ngelemparin dina bulet pake ramuan'. Akhirnya kita memutuskan pas mau pulang aja; kemudian, pas kita mau pulang, niatnya gue mau ngambil plastik hitam yang ada dimotor gue secara diam diam.... 

...tapi malah ketauan.

Tapi kita tidak menyerah, gue, dan yuka, dan Tuti berniat ngelemparin dia pas dia nganterin Tuti pulang --kita kasih satu ramuan ke Tuti supaya bisa dia templokin ke Dina--, tapi, entah dia bisa baca pikiran kita atau gimana... Dina langsung bilang 'kalo dilempar, lu ngga bakal gue anter pulang, nih.'

Yap. Skak mat.

Gue --yang sambil membonceng Yuka-- dan Yumna (ya ampun udah berapa paraghrap gue kaga nyebutin si mbok Yum? -_-) kemudian balik duluan karena disuruh Dina. Iya, dia dengan ganas nyuruh kita balik duluan. Parah emang.

Gue dan Yuka bilang ke Yumna untuk balik lagi dan kita akan serang Dina bersama-sama, Yumna yang setuju pergi belok ke arah lain dan nantinya dia muter. Itu bertujuan agar Dina ngga curiga. Gue dan Yuka belok ke arah yang berbeda dari Yumna, dan berusaha ngumpet di salah satu gang. Rencananya sih mau langsung menghadang Dina dan ngelemparin ramuan, tapi beberapa menit setelah kita ngumpet, si Dina lewat sambil bilang "duluan, ya".

'Anjrit, ketauan.' batin gue.

Kita kemudian ngikutin Dina dan berharap masih ke kejar, namun takdir berkehendak lain dan akhirnya dia melesat pergi membawa Tuti. 

"Jadi ngga, Yuk?" Tanya gue. Yuka terlihat galau dan tidak merespon. "Kalo pas pulangnya aja gimana?" Kata gue lagi.
"Trus nanti Tuti gimana?"
"Gimana ya..?" Gue ikutan galau. "Yaudah ngga usah aja kali, ya..?"
"Yaudah deh.."
"Trus Yumna gimana? Eh, sms aja!" gue mulai panik, takutnya Yumna kembali kerumah dina, nungguin disitu sampe seminggu dan gue tidak kunjung datang. "Nih, pake hp gue," Gue menyodorkan hp gue ke Yuka, karena kalo ngga salah, si Yuka ngga bawa hp.

Dan dengan ini... Gagal-lah sudah rencana 'kita' untuk nyiramin Dina-_________-.

--sekian--


p.s Akhirnya ceirita ini tamat juga, untung cuma sampe season 3.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments