Kancut 'si Kancut' yang Belum Kering

By Ratna - February 14, 2013

Assalamualaikum Wr. Wb.

Gue sangat pengin pengin nulis sejak hari senin tanggal 11 kemarin, namun selalu tertunda lantaran gue pulang sore dan buka internet cuma buat liat liat tag inazuma eleven go-related di tumblr. Dan hari ini; iya, hari rabu.. (dimana Inazuma Eleven GO Chrono Stone tayang pada hari ini.) gue memutuskan untuk menulis disini.

Oke, cukup basa basinya karena kalau diterusin, gue malah fangirl-ing-an karena baru saja melihat aksi harem si monyet SARU. DSAGFASDGHJASDJK FEI OMG WHY DID YOU DO THAT?! Dan OMG... Gue melihat Gillis melamar Meia. MELAMAR! OMG! PASANGAN GUE, OTP GUE SATU SATUNYA YANG MENJADI CANNON ITU MELAKUKAN INTERAKSI SEPERTI ITU.

/sobs /hugs Hino /takes Gillis' glasses so he would think that I'm his Meia and began to love me forever and ever after

Oke.... abaikan tiga paraghraf awal setelah salam barusan.

...

Jadi.. gue sudah terlanjur lupa tentang apa yang mau gue posting pada hari senin kemarin, dan jadinya gue mau posting apa yang terjadi pada hari ini aja.

[ket: tulisan ini ada di draft dan gue lupa memposting tulisan ini: dibuat pada hari Rabu, 13 Februari 2013]

Jadi begini...

Gue memiliki seorang guru, dia cowok. Namanya gue samarkan menjadi 'Author'. Jadi Pak Author ini suka banget nulis nulis gitu, dia sampe punya blog segala dan dengan rajinnya dia membacakan indeks indeks yang tertera di blognya.. dan bahkan sampai membacakan salah satu artikel yang dia tulis di blognya. Menurut gue, tulisan itu bagus; puitis banget dan punya makna yang dalam, beda banget sama tulisan gue yang ala kadarnya dan asal ketik doang. Cuman yang bikin gue bingung adalah judulnya sangat tidak nyambung dengan isi tulisannya itu. Misalnya dia punya artiker berjudul 'cara memberikan nutrisi agar balita anda tumbuh sehat', tapi isi dari tulisan tersebut malah menjelaskan tentang cara menyikat bulu kucing dengan baik dan benar, sama sekali ngga ada dan malah ngga nyinggung nyinggung judulnya. Gaje sama kaya gue banget.

Guru gue ini juga agak mirip sama pak Rud*, guru MTK gue waktu gue masih SMA. Dia juga suka cerita, suka banget. Dia juga punya banyak teman, sama seperti Pak Rud* yang kalau bercerita biasanya diawali dengan kata 'Teman saya...'. Mungkin guru gue ini adalah kloningan dari Pak Rud*. 

Ya Allah, ini horror banget.

Iya, semuanya hampir sama persis dengan Pak Rud*, dan ini membuat gue selalu teringat akan sosok guru SMA gue yang sangat horror itu. Ini membuat gue tidak bisa berkonsentrasi belajar. Gue jadi terngiang ngiang akan masa lalu gue bersamanya; masa lalu gue yang sangat kelam diamana selalu ada angka 123 disetiap belajar bersamanya, dimana dia selalu bercerita tentang temannya yang sepertinya kalau dikumpulin semua bisa membuat satu negara sendiri, dan dimana dia bercerita dan satu kelas ngediemin dia supaya pelajaran MTK cepat selesai. 

Namun, meskipun mereka kembar, tetap ada bedanya... bahkan saudara yang kembar identik pun punya beda 'kan? Eh, iya ngga, sih? Tau dah. Oke, jadi... bedanya itu, kalau Pak Rud* masih jauh lebih *UHUKUHUKOHOEK*cakep*UHUK* daripada guru gue. Lalu hal paling penting yang membedakan mereka adalah; kalau guru SMA gue itu jarang nyombong, sedangkan guru kuliah gue ini sombong... pake banget. 

Oke, dosen, ya, bukan guru. nyombong dikit udah kuliah B)

Gue sempat berpikir "Dih, dosen apaan nih kaya gini? Mendingan Pak Rud* kemana mana." Kemudian gue mengelus dada sambil mengucap astaghfirullah.

Engga, pak, saya bercanda!

Oke, jadi silahkan lupakan soal kekaguman nostalgia gue terhadap guru MTK gue.

Jadi gini... gue akan mulai membahas kenapa judul tulisan ini adalah 'Kancut 'si Kancut' yang Belum Kering'. Seperti yang pernah gue bilang.. Kancut adalah salah satu nama dari teman kuliah gue. Dia disebut kancut karena dia sering menambahkan kata 'kancut' saat memanggil nama seseorang.

Seperti...

"Eh, Ratna kancut."

Atau...

"Ratna kancut unyu."

Dan yang lebih parah...

"Ratna kancut melar."

Gue ngga ngerti apakah dia memiliki obsesi yang berlebihan terhadap kancut atau bagaimana, itu urusan dia dengan Yang Di Atas.

Lalu pada suatu hari (baca: tadi siang pas jam kosong), gue, Sempak dan Bunga sedang terduduk sambil ngobrol di depan beach. Kita membicarakan hal yang sangat absurd sekali. Gue juga ngga tau kenapa akhir akhir ini omongan gue ngga ada yang benar.. kadang gue ngomongin 'naga indos*ar', kadang gue ngomongin 'sinetronnya N*kita W*lly', kadang ngomongin 'germo', pokoknya gaje banget. Malah kadang omongan gue jadi rasis... jadi kita suka memjelek jelekan kancut berdasarkan ras mereka... biasanya yang paling sering dihina adalah kancut dengan kantong yang ada di depannya, meskipun itu sangat fleksibel, tapi kancut dengan kantong masih dianggap hal tabu dan masih menjadi isu di masyarakat. Gue ngga tau nanti kancut itu bakalan diterima dimasyarakat atau tidak. Meskipun --sepertinya-- kancut model seperti itu masih banyak diproduksi, mungkin pemakainya sedikit.

Oke, jadi pada saat kita sedang ngobrol, muncullah si Kancut (temen gue itu). Si Kancut dateng dateng langsung bilang...

"Hari ini gue pake kancut totol totol."

Uh...

O-oke..?

Sekarang gue geli.

"Dih ngapain lu pamer pamer?" Kata bunga.
"Lah elu bukan kancut Rainbow?" Samber Sempak.
Sementara mereka ngomongin kancut, gue hanya bisa melakukan facepalm sambil mendengus "Ya Allah, sekali aja dah.. gue pengin ngobrolin hal yang normal."

Kemudian, entah kenapa omongan gue langsung nyambung nyambung ke dosen gue yang mirip guru MTK gue. Kita jadi membicarakan tentang tulisan beliau.

"Nanti gue bikin ah, Kancut (nama dia) ngga bisa bobo" Celetuk si Kancut yang nyindir tulisan dosen gue (yang berjudul hampir sama namun beda nama).
"Ih ganti aja," Samper sempak, dia terdiam sebentar lalu nyeletuk lagi. "Kancut 'si Kancut' (nama) yang belum kering."

Kemudian kita membuat beberapa kalimat puitis tentang Kancutnya si Kancut yang belum kering itu.

Ini abstrak sekali.

Lalu kemudian, setelah pelajaran terakhir (Introduction to Language) selesai, si Kancut menghampiri gue sambil mengarahkan HPnya dan bermaksud untuk mengambil foto gue.

"Ayo sini Ratna foto dulu~"

Karena gue memang tidak begitu suka difoto, maka gue langsung menutupi wajah gue dengan silabus Basic Reading.

"Ih, lo ngga usah sok gitu deh! Ini kan mau gue masukin situs Bogor Cant*k~!"
"Bogor Cant*k?" Tanya gue bingung.
"Iya, situs jabl*y~"
"Anjrit, kok lu tau yang kaya gituan cut?"
"Ya iyalah, kan gue yang buat! gimana sih lo?"
"Emang beneran ada situs begitu?"
"Iya, yang buat anak (menyebutkan nama universitas)"

Gue ngangguk mengerti.

"Lu udah naro foto lu disitu, cut?" Tanya gue.
"Udahlah, gue tuh udah lebih dulu daripada lo, rat."

Gue terdiam.

Entah kenapa gue merasa tersaingi(?).

Wassalam.

Salam kancut. Semoga kancutnya si kancut cepat kering.

Doakan saja.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments